Hanya ada dua hal yang mempengaruhi harga secara alami, yaitu supply dan demand. Semua yang pernah belajar ekonomi mikro tentu paham benar tentang hal ini. Jika harga daging naik, maka menambah jumlah supply daging ke pasar akan membuat harganya turun. Emas adalah barang mahal. Tapi bila tiba-tiba saja tambang emas muncul di setiap halaman rumah penduduk dunia, tentu menjadi tak berharga lagi. Over supply. Tapi, tentu model over supply seperti itu hanya ada dalam mimpi. Meningkatkan supply untuk menurunkan harga selalu butuh effort ekstra. Entah dengan cara meningkatkan produksi atau membelinya dari tempat lain. Meningkatkan produksi adalah hal baik, karena menumbuhkan roda ekonomi, tapi tentu ini langkah kesiangan karena sebagian besar perlu waktu lama dan menstabilkan harga adalah kebutuhan saat ini. Membeli dari tempat lain (import) adalah langkah efektif dan instant, tapi artinya kita membelanjakan uang di negeri orang. Semua itu tentang supply, dan kita seolah sepakat mengarahkan telunjuk kepada pemerintah untuk mengatasi.
Tapi sebenarnya kita telah melupakan kekuatan yang satunya lagi. Kekuatan demand. Andai saja, setiap keluarga muslim Indonesia berpuasa dengan sebenar-benarnya puasa, mengurangi belanja dibanding bulan-bulan lain maka demand mestinya akan turun. Atau jika tidak mampu menurunkan kebutuhan, dan setidaknya menjaga jumlah belanja sama dengan bulan-bulan lain, maka harga akan stabil. Menambah supply akan perlu upaya lebih berat dan perlu kemampuan ekonomi untuk melakukannya. Tetapi mengelola atau menurunkan demand, adalah kekuatan luar biasa yang dimiliki tiap rumah tangga. Jika secara kolektif tiap keluarga melakukannya, maka harga akan stabil dan para spekulan akan gigit jari. Kemampuan mengelola demand, juga mampu menyentuh hal lainnya secara tak terduga. Misalnya saja, jika di masyarakat kita tak ada lagi demand terhadap narkoba, tak ada lagi demand terhadap pornografi, maka kedua hal tersebut akan lenyap dengan sendirinya tanpa perlu repot. Dan kekuatan demand itu ternyata ada di rumah kita masing-masing.