Di tahun 1978, seorang ahli astronomi dan fisika keturunan Yahudi, Michael H. Hart, menulis sebuah buku “The 100”, yang berisi daftar 100 orang tokoh yang paling berpengaruh pada sejarah peradaban manusia. Dalam penyusunannya, Hart mencoba melepaskan diri dari nama-nama besar dan fokus pada bukti otentik yang bisa ia temukan. Tapi tentu saja subjektivitas tetap berperan, dan seperti diduga buku itu banyak melahirkan perdebatan panjang. Tahun 1992, kembali Hart menerbitkan buku yang sama dengan beberapa perbaikan. Nampaknya Hart tetap fokus pada data-data baru yang ia dapatkan dan bukan semata karena protes banyak pihak.
Yang menarik, baik di edisi 1978 maupun 1992, Hart menempatkan Muhammad SAW di nomor urut pertama. Ia seorang non muslim, namun mengakui bahwa Muhammad SAW memiliki pengaruh sangat besar dalam sejarah peradaban manusia. Dalam bukunya, Hart memberikan catatan: “Nabi Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang, dan terpecah-belah oleh sentimen kesukuan menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan, dan kemiliteran bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.”
Hal menarik lainnya dari buku Hart yang saya baca adalah ia dengan sangat tegas menempatkan Ts’ai Lun, seorang pegawai negeri yang hidup di jaman dinasti Han, pada urutan ke 7 mengalahkan Thomas Alva Edison yang ada di urutan 35. Ts’ai Lun membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalamnya direndam dalam air dan dipukul-pukul hingga seratnya terpisah. Pada tahun 105 M, ia mempersembahkan kertas pertama tersebut ke kaisar. Keputusan Michael H. Hart menempatkan Ts’ai Lun jauh di atas Thomas Edison tentu menggemparkan kalangan barat. Siapa yang tidak mengenal Tomas Alva Edison. Tapi Hart bersikukuh bahwa kehadiran kertas jauh mempengaruhi peradaban manusia dibanding kehadiran lampu listrik. Saya membayangkan, dalam sebuah perdebatan yang sengit, Hart berdiri di depan orang-orang dan menjawab dengan elegan: Tanpa lampu listrik, buku-buku itu tetaplah bisa dibaca. Di bawah sinar matahari ataupun dalam temaram cahaya bulan.