Filsafat Jawa mengatakan “Sabda pandhita ratu, tan kena wola wali. Berbudi bawa laksana”. Seorang pemimpin ucapannya tidak boleh main-main. Apapun yang telah ia nyatakan harus dipenuhi. Maka seorang pemimpin yang baik akan sangat berhati-hati dalam mengeluarkan ucapan. Dalam kalangan rakyat biasa, orang mengenal kata janji, sesuatu yang harus ditepati. Jika janji itu kepada orang lain, maka orang lain tersebut dapat menagih janji kepadanya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak banyak menebar janji, sebab ia terikat untuk memenuhi seluruh yang telah ia janjikan. Itu esensi dari sabda pandhita ratu.

Lebih tinggi dari janji, adalah sumpah. Jika janji akan dipegang oleh orang yang dijanjikan atau orang lain yang mendengarkan, maka orang-orang jaman dulu percaya bahwa sebuah sumpah akan didengarkan oleh alam. Langit dan bumi tempat ia berpijak akan mencatatnya. Sumpah dan janji bukan kata-kata biasa. Pertama ia muncul dari hati, terucap lewat bibir, dan menjelma menjadi rantai yang mengikatnya untuk mewujudkan dengan tanpa kompromi. Lihat Dewabrata yang memenuhi sumpahnya untuk tidak menikah seumur hidup. Atau kenang pula saat Ratu Kalinyamat bersumpah akan bertapa tanpa pakaian wajar sampai Arya Penangsang dapat terbunuh.

Tanggal 28 Oktober 1928, sekelompok orang muda dari berbagai daerah berkumpul demi pentingnya sebuah persatuan untuk mengangkat martabat bangsa yang lebih baik. Lalu mereka bersumpah bersama dalam Sumpah Pemuda. Delapan puluh tujuh tahun setelahnya, kita masih terus memperingati dan merayakannya. Kita terus bersemangat memperingatinya dan di saat yang sama ternyata kita juga semakin tidak memahami makna sumpah. Kata sumpah kini tak lebih dari kata biasa yang kita temukan dalam KBBI. Orang-orang tak lagi memandang sumpah sebagai hal yang mengikat hidupnya. Entah itu sumpah seseorang pada kekasih, atau bahkan sumpah jabatan. Dan sumpah yang paling sering kita dengar saat ini hanyalah sumpah serapah.

Mari menjadi menjadi manusia Indonesia yang menjaga setiap ucapan. Sabda pandhita ratu. Selamat Hari Sumpah Pemuda.