Sayaka Sato sudah bertanding 13 kali melawan Sung Ji Hyun, dan ia baru menang sekali. Sisanya 12 kali keok. Tentu, di final Indonesia Open jelas bukan ia yang dianggap bintang. Tapi tetaplah ia perempuan Jepang dengan tradisi pejuang. Saat menyudahi set pertama dengan skor 21-13, ia tak bisa menutupi bahwa ia habis-habisan. Masuk di set kedua, langkah Sato mulai gontai. Sementara Sung masih mampu bermain anggun. Sato kalah 21-17 di set kedua, dengan fisik dan nafas yang nampak remuk redam. Di set ketiga, ia menggelegak. Ia perempuan, tapi lihatlah, ia bertanding bagai Ronin yang sedang membalas dendam. Beberapa drop shot silangnya membuat Sung terjatuh, tapi itu tak berarti menjadi mudah. Saat ia unggul 12-8, sebuah pukulan silang Sung di sisi kanan depan membuat Sato tersungkur telak di arena dengan raket terlempar. Tubuhnya tertelungkup tak bergerak. Jantung orang-orang Jepang di tribun penonton seolah berhenti berdetak. Dan saat ia mulai bangun, tribun pendukung Jepangpun kembali gemuruh. Dan Sato terus mengamuk. Saat skor 20-14 untuk keunggulan Sato, pukulan Sung meleset beberapa senti dari garis luar. Sato langsung menjatuhkan diri ke belakang dan meraung dalam tangisan. Ia memang bukan pemain anggun nan santun seperti Ratchanok Intanon si gadis Thai. Ia adalah Sayaka Sato, sang pejuang!