Pada tahun 1750-an, orang-orang terkejut menyadari kenyataan bahwa tenaga yang dihasilkan oleh uap air panas bisa menggantikan tenaga manusia dan hewan. Dunia sepakat menyebutnya Revolusi Industri 1.0 sebagai penanda hadirnya mesin uap untuk berbagai keperluan industri.
Di tahun 1870-an, orang-orang terpukau ketika ditemukan bahwa energi yang dihasilkan listrik jauh lebih efektif dibanding tenaga uap. Dengan energi baru ini produksi pun berkembang ke arah produksi massal. Dunia menyebutnya sebagai Revolusi Industri 2.0 sebagai penanda digunakannya energi listrik yang memancing penggunaan motor penggerak dalam industri.
Di tahun 1970-an, penggunaan teknologi digital dan penemuan internet memicu perubahan luar biasa di industri dan perkantoran. Dunia menyebutnya sebagai Revolusi Industri 3.0 sebagai penanda maraknya otomatisasi di berbagai bidang.
Lalu di tahun 2011, dalam sebuah sesi di Hannover Fair mulailah muncul Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan meleburnya fisik dan virtual. Banyak hal baru bermunculan: pertukaran data dan informasi secara otomatis antar mesin, internet of thing, cloud computing, digital transformation, smart factory, dsb.
Dalam Revolusi Industri 4.0, robot atau mesin bukan lagi alat kerja, tetapi mitra kerja.
Banyak orang tidak menyadari bahwa ia telah ada di dalam proses ini. Ilustrasi sederhana menggambarkan bagaimana mesin saling berkomunikasi bisa seperti berikut. Seseorang menginap di hotel, mendapatkan akses WiFi dan password yang lalu ia pasang di HP-nya. Esok paginya ia pergi, lalu sore kembali dan mengobrol dengan koleganya di lobi hotel. HP di sakunya telah mengenal WiFi hotel, merekapun juga saling sapa. Setelah saling mengobrol antara HP dan WiFi, sistem operasi di HP menyadari bahwa beberapa komponen di HP perlu diperbaharui dengan mengambil file di server yang terletak mungkin di negara lain. Karena kenal, WiFi membantu HP tersebut untuk terhubung dengan server, mengambil file yang diperlukan, dan mengganti komponen yang perlu perbaikan. Semua hal itu dapat berlangsung otomatis tanpa campur tangan dan sepengetahuan si pemilik HP.
Tentu, dalam praktik lain yang lebih serius, banyak proses obrolan antara mesin yang jauh lebih rumit.
Yang pasti, paham atau tidak, kita sedang hidup di tengah revolusi industri terbaru ini.