“Salam ya, buat bapakmu”, kata Presiden Joko Widodo kepada Agus Harimurti Yudhoyono, ketika putra sulung Pak SBY ini datang di acara halal bihalal istana 25 Juni 2017. Hampir dua bulan kemudian, 10 Agustus 2017, Agus datang lagi ke istana, mengantarkan undangan untuk pembukaan Yudhoyono Institute. Gibran, putra sulung presiden, buru-buru minta izin ke ayahnya untuk bisa ikut menemani Agus dan memasakkan gudheg dan bubur lemu. “Santai saja mas Agus”, kata Gibran ramah.
Lima hari kemudian, 15 Agustus 2017, di sela acara diskusi kebangsaan, Bu Megawati nampak bercanda dengan Pak Habibi. “Pada nggak tahu aja, kita kan dekat sekali”, jelas Megawati. Habibi tersenyum sambil mengelus pipi Megawati, yang dibalas Megawati dengan tertawa sambil menunjuk-nunjuk wajah Habibi. Tercatat, tiga tahun lalu, Bu Megawati yang mengelus pipi Pak Habibi saat menghadiri acara pelantikan Presiden dan Wapres.
Saat peringatan kemerdekaan beberapa saat lalu, Pak Yudhoyono bersalaman dengan Bu Megawati dengan saling menatap mata dan senyum tipis. Sesuatu yang ditunggu-tunggu setelah sekian tahun kedua tokoh ini saling menghindar. Peristiwa itu disambung dengan foto bersama yang fenomenal presiden/wapres dengan para mantan yang hadir.
Dengan tanpa mengurangi prinsip perjuangan masing-masing tokoh, politik sungguh bisa disajikan dengan cara yang lebih santun dan sederhana. Kekeluargaan, keakraban, canda tawa, dan kebersamaan. Ini seperti nutrisi positif kehidupan demokrasi bagi rakyat.