Bagian 1: Persiapan
Kami akan mudik. Pas lebaran. Jatah cuti saya ambil maksimal. Ditambah dengan berbagai hari libur di bulan Agustus-September, jadinya cuti saya panjang.
Mudik ke rumah mertua di Surabaya, dan ke rumah orang tua saya di Trenggalek, bukan hal baru bagi 3 anak saya. Yang tidak biasa adalah, kami akan napak tilas. Saya akan mengajak keluarga mendatangi sekolah saya sejak TK, SD, SMP, SMA, hingga tempat kuliah. Jauh-jauh hari, saya dan kawan-kawan alumni di tiap sekolah telah merencanakan untuk reuni. Alhamdulilah, teknologi komunikasi dan media sosial telah banyak membantu. Teman-teman angkatan SD kami bahkan sudah berpisah hampir 30 tahun!
Menyadari bahwa perjalanan liburan akan panjang dan banyak tempat, ditambah beberapa destinasi tambahan permintaan anak-anak, akhirnya kami memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri.
Setelah mencari informasi, ternyata ada dua perusahaan pelayaran yang melayani jasa pengangkutan kendaraan dari Balikpapan ke Surabaya yaitu PT. Prima Vista yang berkantor di daerah Klandasan dan PT. Darma Lautan yang berkantor di daerah Rapak. Setelah mebandingkan jadwal dan harga, saya akhirnya memutuskan untuk menggunakan saja PT. Prima Vista.
Pagi itu, 10 Agustus 2012, selepas subuh dari Samarinda saya menyetir mobil menembus bukit Suharto menuju Balikpapan. Petugas dari Prima Vista mengharapkan sepagi mungkin kendaraan sudah di kantor mereka, dan sorenya langsung ikut kapal ke Surabaya. Dua setengah jam kemudian, setelah beberapa kali berputar mencari, akhirnya saya sampai juga di kantornya. Berada persis di pasar Klandasan.
Urusan tak terlalu rumit. Pengisian formulir, pemeriksaan kondisi dan kelengkapan kendaraan, dan pembayaran. Selesai urusan, saya langsung kembali ke Samarinda menggunakan bus. Segera harus persiapan untuk keperluan mudik. Dengan memperhitungkan lama perjalanan kapal serta proses bongkar muat, maka dua hari setelah ini kami sudah harus naik pesawat ke Surabaya untuk mengambil kendaraan di kantor mereka.
Awalnya kami sempat memikirkan untuk sekeluarga naik kapal pengangkut kendaraan. Tapi mempertimbangkan banyak masukan dari kawan tentang kondisi kapal, serta kondisi anak-anak kami yang relatif masih kecil-kecil, maka perjalanan dengan kapal di bulan puasa sepertinya bukan pilihan yang tepat.[]