Ketika kita membenci seseorang, mungkin saja seorang tokoh, kita bisa saja sampai pada tahap sedemikian rupa sehingga kita mencintai rasa benci itu. Dan ajaibnya, kebaikan apapun yang dilakukan tokoh itu, kita selalu bisa menemukan cara untuk mencemoohnya. Dengan segenap intelektualitas yang kita duga ada pada diri kita.
Lalu dengan ukuran yang sama, kita juga bisa berlaku sebaliknya. Menyukai seseorang hingga mencintai rasa suka itu. Dan sama tidak rasionalnya akan menemukan pembelaan-pembelaan yang ajaib terhadap segala keburukan yang mungkin dilakukan.