Bangsa kita pernah terluka dalam. Tak hanya menyakitkan, luka itu juga menyisakan bayangan remang. Keremangan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Keremangan yang sebagian dibentuk dari film yang dulu wajib diputar tiap tahun di akhir bulan September, sebagian lagi dari desir jeritan hati anak-anak bangsa di kejauhan yang tak lagi diakui di negeri sendiri. Pastilah kelak ada saatnya semua akan menjadi terang. Luka tetaplah luka. Tetapi bahkan sebuah luka selayaknya dikisahkan dengan jujur. Agar semua bisa bergandeng tangan membangun bangsa yang besar dan berkeadilan.