Nampaknya kalimat tanya ini lagi marak digunakan sebagai kata kunci bagi sekelompok orang yang berniat mencari rejeki dengan jalan kotor dan murahan.
Beberapa minggu lalu, malam hari, saya menerima pesan dari seorang rekan kantor di FB Messenger yang diawali dengan kalimat “Lagi di mana?”. Dengan mempertimbangkan pola hubungan kami, saya langsung yakin bahwa itu bukan dia. Hanya butuh 3 percakapan bagi saya, ketika ujungnya dia minta pulsa, langsung saya jawab “Baik, temui saya di kantor polisi Samarinda sekarang juga.” Dan seperti saya duga, dia langsung log off dan kabur. Saya hubungi rekan saya, dan benar akun FB-nya dibajak orang. Yang membuat saya terkejut, ternyata cukup banyak yang terlanjur menjadi korbannya. Mengirimkan pulsa 100 ribu ke sebuah nomor.
Kemarin siang, seorang senior saya yang berprofesi dosen di Solo mengalami hal yang sama. Akunnya mengirim pesan, dan agak berbeda sedikit diawali dengan “Assalamu’alaikum”, lalu disambung dengan kalimat sakti tadi “Lagi di mana”. Oknum itupun akhirnya kabur setelah tiga kali percakapan dengan saya.
Pagi ini, telpon saya berbunyi. Ada panggilan dari nomor asing. Saya angkat, dan terdengarlah suara itu:
+ Lagi di mana?
– Ini siapa?
+ Ini saya pakai nomor baru. Saya lagi bla-bla-bla ..
– Langsung saja. Ini siapa?
Dan begitulah, telepon langsung ditutup. Saya mungkin beruntung, karena memang sangat tidak mudah percaya pada sesuatu yang tidak jelas.
Jadi, rekan-rekan yang baik, mari berhati-hati dengan kalimat ini: Lagi di mana?