Ruang tunggu yang biasanya bersih dan rapi ini tiba-tiba persis seperti barak pengungsi. Ada yang tidur dengan memakai 3 bangku tunggu. Beberapa yang lain duduk dalam posisi yang tidak umum. Bukan duduk santai, lebih nampak duduknya orang-orang yang putus asa dengan pose suka-suka. Beberapa sampah makanan tergeletak di bangku dan beberapa tercecer di karpet ruang tunggu. Lupakan dulu soal bandara baru, modern, dan kelas internasional. Tentu saja sangat tidak nyaman. Tapi saya percaya tentu bukan tanpa sebab. Dan memang demikianlah adanya. Seorang petugas akhirnya mendatangi dan menyampaikan bahwa semua penerbangan ke Tarakan dibatalkan dan maskapai memberikan kompensasi penginapan bagi penumpang. Seorang ibu menjelaskan ke saya bahwa ia telah menunggu 5 jam. Sebagian lagi sejak tadi malam, dan sebagian besar malah sejak hari kemarin.
Sekejap kemudian suasana menjadi agak lengang. Beberapa petugas kebersihan segera bekerja sigap. Dinding kaca yang biasanya jernih nampak buram, menampakkan landasan pacu yang samar seperti sketsa gambar dalam bingkai kaca remang. Asap masih mengepung bandara ini.