Saat mulai bekerja di perusahaan hampir 25 tahun lalu, ada seorang senior yang menarik perhatian saya. Ia di departemen lain, tapi kami terkait dalam sebuah proyek bersama. Enerjik, tangguh, dan penuh dedikasi. Hingga satu hari kami bekerja hingga malam, dan ia tetap yang paling bersemangat. Esok harinya, ia menyalami kami semua, sambil mengatakan bahwa kemarin adalah hari terakhir ia di perusahaan dan ini salaman perpisahan. Sosoknya tetap membekas di hati saya, menggoreskan sebuah pelajaran berharga. Jangan ukur profesionalisme seseorang di hari pertama ia bekerja, sebab semua orang akan nampak profesional. Lihatlah hari terakhir ia bekerja, ketika sebenarnya ia bisa memilih untuk sedikit santai dan bekerja asal.

Pelajaran berharga berikutnya sering saya dapatkan dari para penderita kanker. Ada beberapa penderita, yang mestinya tergoncang hebat ketika dokter memberitahu sisa umurnya, tetapi malah memilih tersenyum. Menganggapnya sebagai sebuah berkah. Sebab ketika manusia lain bingung menerka kapan ajalnya akan sampai, mereka mendapatkan keuntungan bocoran informasi dari dokter. Maka, orang-orang luar biasa ini memutuskan hal sederhana, memanfaatkan setiap detik waktu mereka yang tersisa untuk berbuat kebaikan kepada sesama. Beberapa dari mereka ada yang bisa bertahan lebih lama dari vonis dokter, ada yang malah sembuh dan terus menebar kebaikan, ada pula yang meninggal sesuai perkiraan medis tetapi telah mengisi seluruh sisa hidupnya untuk berbuat baik semampu ia lakukan.

Dua pelajaran itu tiba-tiba muncul di pikiran saya, ketika mengikuti perkembangan KPK. Mungkin tidak relevan, tetapi saya melihat hal yang mirip. Rasanya semua sepakat bahwa betapa berat perjuangan KPK selama ini. Apa yang tengah menimpanya saat ini, juga semua cobaan yang dihadapi bertahun-tahun perjalanan lembaga ini, sangat mudah untuk kita lihat. KPK adalah lembaga yang dibentuk karena negara kita darurat korupsi. Tak ada satupun yang tahu sampai kapan umur KPK. Apakah akan terus dibutuhkan, apakah akan dibubarkan karena kondisi negara yang sudah normal, atau bubar karena tekanan luar biasa yang tak tertahankan. Dalam hal ini, saya merasa bahwa KPK sudah bertindak benar, dan mengingatkan saya pada pelajaran pekerja profesional dan penderita kanker yang luar biasa. Ketika semua musuh KPK terus mencari cara untuk menyerang, KPK tidak pernah berhenti bekerja. Bahkan seolah KPK tak memikirkan nasibnya sendiri. Maka demikianlah yang terjadi. Ketika layar TV menayangkan tentang pansus dan apapun yang menyerang KPK, di saat yang sama KPK terus melakukan penangkapan koruptor di sana-sini. Sebagai warga masyarakat, saya bangga dengan ini. Tetaplah seperti itu KPK. Jika lembaga ini harus mati, matilah dengan terhormat. Jika tetap bertahan, tetaplah menjadi lembaga terpercaya dalam memberantas korupsi.