“Sekolah ini tidak akan mampu mendidiknya”, kata kepala sekolah itu dengan tegas.
“Kalau begitu, bodohkan saja dia agar menjadi manusia yang layak”, jawab Frank Adler.

Kisah Gifted bukanlah tentang bocah-bocah yang memiliki kemampuan di luar nalar seperti anak didik Charles Xavier dalam X-Men. Gifted berkisah tentang Mary Adler, seorang gadis kecil yang jenius dalam matematika. Mary tumbuh dalam kasih sayang sang paman, Frank Adler, yang ingin memberikan kehidupan normal padanya. Kehidupan keluarga Mary memang rumit. Ibunya bunuh diri saat ia masih bayi, ayah kandungnya bahkan tak pernah ingin melihat dirinya, dan seorang nenek yang luar biasa ambisius.

Beruntung ia memiliki Frank, yang menyayanginya sepenuh jiwa, bahkan nyaris mengorbankan kehidupan pribadinya demi Mary. Kekuatan film drama Hollywood ini memang ada pada chemistry antara Mckenna Grace (Mary) dan Chris Evans (Frank). Sungguh, sutradara Marc Webb sangat berhasil dalam adegan ketika Mary dengan manja berusaha memanjat tubuh Frank dalam latar sunset, sebelum akhirnya Frank meraihnya dan menaruh di pundaknya. Ending dari film ini juga menyenangkan semua orang. Mary nampak sedang di sebuah kelas yang sangat serius, berkumpul dengan para ilmuwan dewasa membahas teori-teori matematika yang rumit. Begitu kelas bubar, Frank mengantarkannya ke sebuah taman agar Mary bisa puas bermain dengan anak seusianya. Kejeniusan adalah bakat luar biasa yang perlu dihargai, tapi memiliki kehidupan normal sebagai manusia biasa juga tidak kalah penting.

Barangkali, satu-satunya yang mengganjal dalam Gifted hanyalah hubungan yang terlalu kering antara Frank Adler dan Evelyn Adler. Evelyn adalah nenek Mary sekaligus ibu Frank. Namun, di tengah semakin sulitnya mencari tontonan yang sehat untuk seluruh keluarga, Gifted menurut saya adalah sebuah tontonan yang bernas dan layak untuk dinikmati bersama.