Puisi Y. Wibisono

Masih tersisa tingkah 12 naga siang tadi.
Terperangkap dalam merah gemerlap lampion.
Seorang ibu tua bersimpuh di sudut
Kwan Tie Bio. Hatinya tersenyum rekah,
jiwanya pasrah. Seperti liuk asap hio
yang lembut melayang ke langit kelenteng.

Telah berpuluh kali ia melewati imlek
di sini. Bersama keriuhan dari tahun
ke tahun. Menunggu tatung beraksi
di antara tarian naga dan barongsai.

Ia tahu, malam ini langit kota
akan memerah. Selekas senja berganti
malam, warga akan berpesta seriang
kunang-kunang. Orang tua dan remaja
yang berkulit seperti pualam, berbaur
di antara cahaya yang berpendaran
sepanjang jalan.

Lalu hatinya kembali tersenyum rekah.
Ia kenang segala hal yang indah.
Tentang naga-naga yang menari.
Tentang naga-naga yang dibuka matanya.

Di sudut Kwan Tie Bio, ia tengadah
ke langit. Bibirnya bergetar melantunkan
doa sederhana. Semoga kedamaian terus
tercurah di bumi, dari tahun ke tahun.

Pontianak, Maret 2015