Saya percaya, untuk mampu berdiri tegak, maka kedua kaki harus sama kuat menjejak tanah. Untuk mampu berpikir sehat, maka kita harus bersedia mengenal dan memahami dari dua sisi. Bukan bersikukuh memelihara doktrin yang disuntikkan ke dalam kepala bertahun-tahun. Karena itu, saya memberikan penghormatan yang sama kepada Mochtar Lubis dan Pramoedya Ananta Toer.

Membangun pemahaman yang berimbang, membuat saya tekun menyimak kehidupan para eksil, anak-anak negeri yang terbuang. Tentang cinta mereka pada negeri, rindu yang membuncah untuk pulang, serta hancurnya hati menyadari tidak boleh hidup di tanah air sendiri.