Mengawali 2018, tiba-tiba saya ingin membayangkankan beberapa situasi. Misalnya, Pak Joko Widodo bersama Pak Prabowo memutuskan untuk bergandeng tangan maju bersama memimpin negara di 2019. Di tempat lain, Pak Anies Baswedan dan Pak Basuki Tjahaya Purnama juga melakukan hal yang sama di DKI.
Bagian menarik bagi saya sesungguhnya bukanlah apa yang mereka lakukan. Tetapi bagaimana wajah media sosial kita jika itu terjadi. Selama 3 tahun ini, situasi di media sosial kita sungguh menyesakkan dada.
Ada garis-garis batas yang tebal yang memisahkan kelompok-kelompok. Garis perbedaan yang begitu tajam, bahkan jauh melebihi perbedaan dan sikap dari orang yang didukung. Ada sekelompok pendukung pemerintah yang tidak realistis. Setiap keberhasilan pemerintah selalu diangkat secara berlebihan sambil menjelekkan kinerja pemerintahan sebelumnya. Di sisi lain, ada sekelompok pembenci pemerintah yang lebih tidak realistis lagi. Apapun yang dilakukan pemerintah, tidak pernah dilihat dari sisi baiknya dan selalu saja bisa menemukan cara untuk mencela.
Apakah negara kita sudah serunyam itu? Jawabannya memang iya, jika hidup kita hanya seluas ukuran layar gadget kita. Di luar itu saya bersyukur masih memiliki beberapa sahabat yang berpikir sederhana tapi jernih. Mensyukuri tiap hal baik yang dicapai dalam pembangunan, dan berdoa untuk hal yang belum tercapai sambil memberikan kritik yang konstruktif.
Sesungguhnya saya merasa bahwa kita sedang beranjak membaik, ketika di akhir tahun banyak dokumen yang harus saya urus ulang. Saya menemukan layanan petugas yang cepat dan dokter yang ramah di Puskesmas Sempaja saat mengurus surat kesehatan, obrolan ramah antar warga saat menunggu mobil SIM keliling di halaman Samarinda Square, juga antrian panjang tapi tertib di kantor Imigrasi Juanda saat loket belum dibuka. Hal-hal kecil memang, tapi saya merasa bahwa ada hal dasar di kita sedang bergerak membaik. Dan itu sulit dilihat di media sosial. Dunia dan hidup kita masih cukup lapang dan indah untuk dinikmati. Kita sendiri yang menyempitkannya menjadi seukuran LCD di tangan kita.