Ibunda
Karya: Y. Wibisono yang melihat dengan mata batin yang mendengar dengan mata hati yang kasihnya bertabur seperti bintang yang lewat setiap helai rambutnya tercurah doa indah untuk anak cucu dalam… Read more »
Karya: Y. Wibisono yang melihat dengan mata batin yang mendengar dengan mata hati yang kasihnya bertabur seperti bintang yang lewat setiap helai rambutnya tercurah doa indah untuk anak cucu dalam… Read more »
Karya: Y. Wibisono Maaf, saya terlambat lahir. Tidak sempat bertemu, hanya mengenal dari buku, lagu, serta cerita guru. Tapi, masih boleh berkenalan kan, ibu? Ibu yang mulia, berbahagialah. Sebab selalu… Read more »
Lama tak menulis di sini. Semua tulisan berkumpul di kepala, dan hanya berputar-putar di situ, seperti janin yang tak segera ingin lahir. Namun menyaksikan di layar kaca, dua janda pejuang… Read more »
Karya: Y. Wibisono “Nyuwun sewu, apakah anda bidadari?” Ia yang membentang selendangnya dalam sinar senja,tersenyum menggoda. “Bukan kangmas. Nama saya Tasikmadu!” Angin laut datang dari arah cakrawala, mengusik pucuk daun… Read more »
Karya: Y. Wibisono Aku datang kembali, masihkah kau kenali? Sementara di nadiku telah teraba deru gemuruh yang menggema. Ah, nafas pantaimu telah kucium. Juga debur ombakmu yang berdentang basah, seperti… Read more »
Karya: Y. Wibisono “Wahai pemilik laut, adakah laut yang lebih laut, yang mahalaut, yang telah disembunyikan oleh langit dariku?” Jika kelak kau melaut lagi, ah pastilah kau akan melaut lagi…. Read more »
Karya: Y. Wibisono Tinggal kau, lalu aku. Dan hati kita segera kosong seperti stasiun ini. Rel beku, gerbong sunyi. Bahkan menyentuh lenganmu saja aku tak berani. Adakah wajah selain wajah… Read more »
Karya: Y. Wibisono Ramadhan mendatangiku seperti seseorang yang muncul dari masa kecil. Membawa cerita tentang petasan dan meriam bumbung. Juga sepotong kisah ketika malam-malam serombongan kanak berkeliling kampung, memukuli bambu,… Read more »
Karya: Y. Wibisono Lalu kau sentuh kaki perempuan itu, kau letakkan kepalamu di pangkuannya. Kau rasakan, betapa pipimu dipenuhi kehangatan kasih yang selalu kau damba sejak belia. Dengan pelan, kau… Read more »
Karya: Y. Wibisono Gadis yang berdiri di simpang usia itu, sangat ingin membenci waktu. Baginya, waktu hanya seperti angin, sahabatnya yang lain. Tak pernah benar-benar di sisinya, terus mengalir dan… Read more »