Kepada Bung
Karya: Y. Wibisono “Wahai pemilik laut, adakah laut yang lebih laut, yang mahalaut, yang telah disembunyikan oleh langit dariku?” Jika kelak kau melaut lagi, ah pastilah kau akan melaut lagi…. Read more »
Karya: Y. Wibisono “Wahai pemilik laut, adakah laut yang lebih laut, yang mahalaut, yang telah disembunyikan oleh langit dariku?” Jika kelak kau melaut lagi, ah pastilah kau akan melaut lagi…. Read more »
Karya: Y. Wibisono Tinggal kau, lalu aku. Dan hati kita segera kosong seperti stasiun ini. Rel beku, gerbong sunyi. Bahkan menyentuh lenganmu saja aku tak berani. Adakah wajah selain wajah… Read more »
Karya: Y. Wibisono Ramadhan mendatangiku seperti seseorang yang muncul dari masa kecil. Membawa cerita tentang petasan dan meriam bumbung. Juga sepotong kisah ketika malam-malam serombongan kanak berkeliling kampung, memukuli bambu,… Read more »
Karya: Y. Wibisono Lalu kau sentuh kaki perempuan itu, kau letakkan kepalamu di pangkuannya. Kau rasakan, betapa pipimu dipenuhi kehangatan kasih yang selalu kau damba sejak belia. Dengan pelan, kau… Read more »
Karya: Y. Wibisono Gadis yang berdiri di simpang usia itu, sangat ingin membenci waktu. Baginya, waktu hanya seperti angin, sahabatnya yang lain. Tak pernah benar-benar di sisinya, terus mengalir dan… Read more »
Karya: Y. Wibisono Dengan seolah bersungguh, pria itu berbisik kepadamu: “Telah aku taruh sepotong sajak, di salah satu sudut meja. Pada bagian yang paling rahasia. Adakah kau temukan?” Kau boleh… Read more »
Karya: Y. Wibisono Lelaki yang tersungkur bersimbah darah itu mengaku telah mencabik wajah dan hampir seluruh tubuhnya. Ia telah bersalah dan memohon kekasihnya untuk menghukum. Ia telah berselingkuh dengan rembulan…. Read more »
Karya: Y. Wibisono Lelaki itu terus memohon kepada Tuhan, agar kiranya sudi mengubah dirinya menjadi kanak lagi. Ia sudah membayangkan sebuah tempat, sebuah padang rumput dengan sedikit semak di tengahnya…. Read more »
Karya: Y. Wibisono Lelaki itu sangat ingin memanah rembulan. Tepat di tengahnya. Darah yang memancar ia harapkan akan membuat seluruh malam berwarna merah. Ia tak suka malam yang pucat! Karena… Read more »
Karya: Y. Wibisono Ia yang mengaku bernama malam, mendatangiku di satu waktu. Entah kapan itu. Tanpa senyum, tanpa salam. Aku tak terganggu. “Apakah pesananku sudah jadi?” Benar, ialah yang telah… Read more »