Dalam bingkai jendela ruang sore ini, kulihat awan-awan bergerak. Beberapa bergerak lebih cepat, sebagian perlahan, ada pula yang begitu lambat hingga nyaris diam serupa bercak putih dalam kanvas lukisan. Seperti kehidupan, semua bergerak. Lekas atau pelan. Tunas-tunas bertumbuh, menjelma pohon lalu bergerak menua dan rapuh. Gedung-gedung kokoh pun turut bergerak, perlahan melapuk. Seperti perjalanan kita menapak usia. Terus bergerak. Ceria dan sedih silih berganti. Meresap dalam jiwa lalu menghilang. Sebagian terpahat kuat dalam dinding ingatan, dan sesekali muncul begitu saja. Lalu kita sepakat menyebutnya sebagai kenangan.