Lahir 8 Januari 1942 dari ayah seorang biolog, sejak umur 21 tahun ia dideteksi mengidap ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). Penyakit ini membuatnya kehilangan kemampuan menggerakkan bagian tubuh hingga mengalami kelumpuhan parah. Dalam serba keterbatasan fisik, ayah dari Robert, Lucy, dan Timothy ini dikenal sebagai fisikawan luar biasa. Salah satu tulisannya, A Brief History of Time, menjadi bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut. Pemikiran-pemikirannya lewat karya setelah itu juga selalu menyentak dunia: Black Holes and Baby Universe, The Theory of Everything, The Grand Design dsb. Ketika ia kehilangan kemampuan bicara sama sekali, seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang memungkinkan ia menulis apa yang ingin ia katakan pada sebuah komputer, lalu akan dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer.

Ia juga tercatat sebagai penderita ALS yang bertahan hidup paling lama, lebih dari 50 tahun dengan penyakitnya. Ketika di tahun 2004 ia ditanya berapa IQ-nya, pria yang belakangan dikenal sering menyuarakan kekhawatiran tentang pengembangan artificial intelligence ini menjawab, “Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQ-nya adalah seorang pecundang.”

Selamat jalan Stephen Hawking. Dunia akan mengenangmu.