Jika sudah sepuh, sebaiknya menjadi begawan saja. Tak jarang kita mendengar itu, sebagai saran umum bagi orang yang sudah berumur. Tapi seperti apa seorang begawan itu seharusnya? Jika rujukannya pada pewayangan, begitu banyak figur begawan yang ada.

Begawan Wisrawa menikahi gadis yang harusnya ia lamar untuk putranya. Dewata menghukumnya, dari kandungan Dewi Sukesi lahir tokoh Rahwana.
Begawan Druwasa gegabah mengajarkan ajian pemanggil Dewa kepada Dewi Kunti yang masih remaja. Kunti yang masih perawan harus mengandung anak dari Dewa Surya dan melahirkan Karna yang sepanjang hidupnya diliputi dendam atas ketidakadilan hidup yang dijalani.
Begawan Kumbayana mengejar kemuliaan dunia, menjadi guru kanuragan Kurawa dengan bayaran mahal tanpa peduli dengan moral anak didiknya.

Barangkali, jika ingin menjadi begawan, jadilah seperti Begawan Wiyasa. Ia adalah begawan yang sudah selesai dengan dirinya. Membuka lebar-lebar pintu padepokan Wukir Retawu untuk semua golongan, menyebarkan kebaikan dengan tanpa pamrih dan ambisi, hanya demi kedamaian dan ketentraman kehidupan.