Dulu, petuah itu sungguh mahal dan berharga. Orang-orang harus berjuang untuk mendapatkannya. Mendatangi orang-orang alim di tempat yang jauh, mendengarkan dengan takzim, lalu menerapkannya dalam kehidupan.
Kini, petuahlah yang terus memburu kita. Tak peduli sedang di manapun. Bergerak dari satu gadget ke gadget lainnya. Tak mampu kita bersembunyi darinya. Akselerasi petuah itu akan semakin kencang, manakala di bagian bawahnya ditambah tulisan: sebarkan ke 20 teman anda agarĀ anda mendapat pahala surga. Atau biarkan di gadget anda, dan siksa neraka menunggu anda.
Dan demikianlah, petuah itu terus berputar, kadang kembali ke orang yang sama, dan lalu berputar lagi. Berharap akan bertemu orang yang tepat, orang yang benar-benar menganggapnya sebagai petuah, untuk dijalankan dalam kehidupan. Sayangnya, orang yang demikian, biasanya memilih menggunakan gadget seperlunya saja.