Karya: Y. Wibisono
samarinda – teluk dalam – sebulu
berjam-jam kami mengeja debu
matahari telah mengupas atap kendaraan
juga menggosongkan kepala para pekerja kayu
:ini khatulistiwa yang sebenarnya!
lalu kamipun mentertawakan semak-semak
di sisi jalan berdahan dan berdaun debu
musim yang gelisah,
segelisah hati para transmigran
mengganti lembu dengan truk-truk kayu
mengganti lumbung padi dengan mini-sawmill
lalu batang-batang padipun
hanyalah artefak mimpi yang tak jadi
mimpi yang memimpikan mimpi
seperti lagu yang ringan:
transmigran tak bertani
transmigran tak berladang
kamipun menziarahi rerumputan liar
dengan senyum dan duka yang beradu
Samarinda, 7 Juni 2004