Karya: Y. Wibisono
dia selalu mencium bau hyena
pada setiap aroma tubuh lelaki
maka selalu ditutupnyalah segala hal yang indah
ketika makhluk itu ada di sekitarnya
dengan dengkingan-dengkingan
yang memuakkan juga mengirim kengerian
ketika malam tak selalu ramah
maka mimpinya adalah memanah seekor hyena
lalu mengirisnya tipis-tipis
memanggangnya dengan nyala dendam
dan menjajakannya di tepian jembatan
perempuan itu sedang memaki rembulan
ketika arakan mega tak lagi menutup rimbun beringin
tempat ia memasang perangkap mangsanya
:seekor hyena tua, yang terhuyung
dengan ekor yang terkulai
ah, perempuan ini menantang malam
ia yang tak butuh cermin untuk berdandan
sebab hyena hanya gemar bangkai
dan aroma kebusukan
bahkan, akupun hyena di matanya
meski sesungguhnya tatapku adalah iba
dan segera matanya berkilat
diraihnya anak panah berkarat
dan membidik lurus-lurus
padaku!
Samarinda, 23 Desember 2004