Sebagai langkah awal, sangat penting untuk mengubah paradigma dari pemrograman struktural ke dalam model OOP. Kata kunci dalam OOP adalah objek. Sebuah objek dalam dunia nyata dapat kita definisikan sebagai suatu bentuk yang kita akui keberadaannya dengan panca indra kita. Sebuah objek memiliki dua hal yaitu property dan method. Property adalah segala atribut yang melekat pada objek yang biasanya berbentuk kata benda (noun), sedangkan method adalah aksi apa yang bisa dilakukan oleh atau terhadap objek tersebut. Method umumnya berbentuk kata kerja (verb). Sebagai contoh, jika objek tersebut adalah seekor singa, maka property-nya antara lain ukuran badan, warna kulit, bentuk surai, panjang ekornya, dan sebagainya. Method dari seekor singa antara lain berjalan, berlari, mengaum, menerkam, berguling. Method bisa juga tindakan pasif misalnya kepala seekor singa bisa disentuh, perutnya bisa ditendang (tentu saja jika anda berani).

Dalam pemrograman, bayangkan anda memiliki objek yang berbentuk sebuah tombol yang bertuliskan OK. Property dari objek tombol ini antara lain tulisannya, warna, dimensi atau ukuran, posisi tombol tersebut di layar. Sedangkan method objek tombol ini adalah di-click, double click, right click, mouse over, dan sebagainya.

Dasar pemrograman dalam OOP adalah melakukan kreasi terhadap objek. Programmer memikirkan property apa saja yang akan ia ubah atau dikendalikan, serta method apa saja yang akan diprogram. Memprogram method secara sederhana adalah memikirkan hal apa yang akan terjadi ketika dilakukan aksi terhadap suatu objek. Misalnya mengatur jika tombok OK di-click oleh user, akan dilakukan perintah apa. Memprogram dengan memikirkan apa yang akan dilakukan ketika terjadi suatu peristiwa (event), sering juga disebut sebagai “event driven programming”.