Pada tahun 1989, Stephen Richards Covey menulis sebuah buku berjudul The 7 Habits of Highly Effective People. Pemikiran pria kelahiran Salt Lake City ini sangat universal, menembus sekat budaya dan keyakinan. Hingga berpuluh tahun, bahkan hingga setelah meninggal di tahun 2012, pemikirannya masih layak diterapkan. Salah satu hal yang ia sampaikan adalah tentang pentingnya Think Win-Win. Semua pencapaian haruslah menjadi kemenangan bersama. Tidak mudah untuk menerapkan. Dalam pertandingan tinju, bukankah memang tujuannya untuk menang dengan setelak dan secepat mungkin?
Di sinilah hebatnya Think Win-Win. Seorang petinju yang memahaminya, akan melakukan tindakan yang tepat. Selekas lawan jatuh dan dinyatakan kalah, maka hal pertama yang dilakukan adalah segera mendatangi lawan, menolong bangun, memeluknya dengan erat tanpa merendahkan. Kepada pendukung lawan ia sampaikan bahwa ia telah menghadapi lawan yang luar biasa.
Bagaimana dengan petinju yang kalah? Ia tetap bisa bersikap Win-Win. Menyambut pelukan lawan, mengakui kemenangan, dan tetap bangga karena telah menikmati pertandingan yang seru.
Bagaimana jika ia curiga lawan berlaku curang, wasit dan juri kurang adil? Ia sebaiknya percaya bahwa kecurangan, jika benar terjadi, pada saatnya akan ditunjukkan Tuhan dan dilihat oleh dunia. Jika ternyata yang sebenarnya tidak terjadi kecurangan, maka setidaknya ia terhindar dari jenis kekalahan baru lagi yang memalukan.
Pun dalam pilihan presiden. Setelah KPU menyatakan dengan resmi siapa pemenangnya, maka tantangan sikap berikutnya telah menunggu. Pemenang harus bisa menunjukkan bahwa perhatian untuk pembangunan daerah akan tetap adil, terhadap basis pendukung maupun di daerah yang perolehan suaranya kecil.
Dan keberhasilan Pemilu kali ini adalah kemenangan bersama Indonesia. Sejumlah negara telah menyampaikan selamat. Sebagian lagi menyebutnya sangat menginspirasi dan layak diadopsi di tempatnya. Sebagai bangsa Indonesia, selayaknya kita bangga. Bukan sebaliknya.