Bagi saya pilpres adalah hal penting dan penuh tanggung jawab, karena itu saya sama sekali tidak tertarik terlibat dalam perdebatan tidak sehat yang berpotensi merusak pikiran, mengganggu silaturahmi, dan menambah dosa.

Saya lebih tertarik kepada perdebatan lain, yang diam-diam juga memisahkan sebagian masyarakat dunia menjadi dua kelompok garis keras. Ini adalah perdebatan tentang siapa kucing besar terkuat: singa atau harimau. Perdebatan yang tidak main-main, berlangsung sengit, radikal, dan dengan argumen yang sangat kompleks. Melibatkan berbagai lapisan masyarakat: para pemburu, zoologist, pemerhati fauna, pedagang satwa, peternak dan penggembala, dan masyarakat umum yang iseng seperti halnya saya.
Keluarga kucing memang memiliki sebaran yang luar biasa banyak, dan pada titik puncaknya berhenti pada singa dan harimau yang sangat berbeda. Singa adalah binatang sosial, berkelompok, dan hidup di padang rumput. Sedangkan harimau adalah hewan soliter dan hidup di hutan. Di dunia ini hanya ada satu negara yang memiliki kedua jenis hewan tersebut di alam liar yaitu India. Namun keduanya hidup di lokasi dan habitat yang berbeda jadi tidak mungkin menyaksikan dua binatang ini berkelahi di alam liar.

Lalu, jika tujuannya hanya untuk mengetahui siapa yang lebih kuat, kenapa tidak mengambil seekor singa dan seekor harimau lalu mengadunya di arena saja?

Tidak semudah itu, Ferguso. Ini tentang jenis singa dan harimau yang mana, jantan atau betina, dan arenanya seperti apa. Singa itu punya keahlian berkelahi seperti prajurit di medan perang, sementara harimau lebih tepat seperti Rambo yang jago berkelahi di hutan lebat. Jenis harimau ukuran kecil adalah harimau Sumatera di Indonesia, ukuran sedang adalah harimau Bengal di India dan harimau yang hidup di wilayah Indocina, dan ukuran besar adalah harimau Amur di Siberia. Sedangkan singa secara umum hanya ada singa Asia di India dan singa Afrika yang memiliki beberapa subspecies berdasarkan lokasi. Singa Afrika lebih besar dibanding singa Asia, dan jauh lebih besar dibanding harimau Sumatera. Tapi harimau Siberia jauh lebih besar dari singa jantan terbesar Afrika.
Tampilan singa jantan dewasa sangat berbeda dengan singa betina, dengan ukuran yang jauh lebih besar. Harimau jantan sedikit lebih besar dibanding harimau betina dengan penampilan mirip. Berat harimau Siberia bisa mencapai 320 kg, sedangkan singa jantan terbesar Afrika mencapai 250 kg. Harimau Sumatera memiliki ukuran terkecil yaitu 140 kg, namun terkenal paling buas.

Jadi memilih seekor singa dan seekor harimau untuk diadu ternyata juga menjadi rumit. Jika kita masuk ke komunitas penggemar singa maka video yang ditampilkan adalah harimau yang babak belur atau terbirit-birit dikejar singa jantan. Namun jika kita masuk ke komunitas harimau, banyak video tentang singa yang tak berkutik saat tengkuknya ada dalam cengkeraman harimau Siberia.

Kondisi ini diperparah dengan kelompok lain sebagai pengacau. Orang-orang Amerika, yang kecewa karena jenis kucing besarnya Puma dan Jaguar tidak masuk hitungan, menyodorkan beruang grizzly. Mereka tak masalah mau diadu dengan singa atau harimau. Sementara orang Australia lebih memilih menyodorkan buaya air asin yang beratnya bisa mencapai 600 kg untuk dijadikan gladiator.

Grizzly dan buaya tak bisa diterima, sebab ini tentang kucing besar. Sebagian lain yang sudah mulai jenuh berdebat, mengambil keputusan mengejutkan. Mereka memilih untuk mengawinkan singa dan harimau. Anak hasil silang singa jantan dan harimau betina disebut liger, sedangkan hasil persilangan harimau jantan dan singa betina disebut tigon. Hasilnya ternyata juga mengejutkan. Seekor liger yang menghuni kebun binatang di Miami yang bernama Hercules, tumbuh hingga seberat 418 kg. Sedangkan tigon terbesar hanya mencapai 180 kg.

Begini. Setidaknya bagi saya mendiskusikan dan memperdebatkan hal ini lebih asyik dibanding berdebat liar tentang pilpres.
Oh ya, saya sesungguhnya tidak benar-benar netral dalam kasus kucing besar ini. Saya lebih menjagokan harimau dibanding singa. Anda?