Sidang MKD, rekaman, serta pernyataan di TV dari beberapa orang yang masih juga melakukan pembelaan, membantu kita untuk lebih meyakini betapa joroknya situasi ketika politikus busuk bersatu dengan pengusaha rakus. Mereka serupa hama yang akan terus mengganggu kehidupan. Selama populasi mereka masih ada dan bahkan dominan, maka cita-cita untuk menjadi bangsa yang bermartabat masih akan berat.

Bukan berarti tidak bisa. Sangat bisa. Berantas yang sudah nyata ada di hadapan kita. Lalu, bagian terpenting, mari kita siapkan dari rumah. Bekali anak-anak kita dengan budi pekerti yang baik. Sifat baik yang tumbuh kuat dari dalam, dan berwujud nyata pada perilaku. Tak perlu perdebatan, banyak sekali bukti di sekitar kita bahwa pendidikan tinggi bahkan pendidikan agama sekalipun, tak mampu melindungi jika tanpa bekal budi pekerti yang baik. Kasus mantan Ketua MK, korupsi dana haji, bahkan korupsi pengadaan kitab suci, menunjukkan dengan sangat gamblang betapa pengetahuan itu tak ada artinya sama sekali tanpa didasari akhlak yang baik. Saya juga sangat meyakini bahwa kita tidak bisa mengganti tanggung jawab itu dengan uang.

Salah besar jika kita mengira urusan penyiapan akhlak akan beres dengan menyerahkan anak kita ke sekolah, membayar semua biaya, mencukupi semua keperluan, lalu bim salabim anak kita lulus seperti produk tanpa cacat yang keluar dari mesin ajaib. Pendidikan akhlak anak sepenuhnya tanggung jawab orang tua.