Di saat orang-orang sibuk dan heboh dengan Pokemon Go, saya yang orang IT juga sedang sibuk dengan Game of Thrones. Oh ya, ini bukan game komputer. Game of Thrones adalah film serial HBO yang dibuat berdasarkan novel fiksi berjudul A Song of Ice and Fire karya George R. R. Martin. Jika Harry Potter adalah suguhan spektakuler untuk anak-anak, maka Game of Thrones adalah suguhan yang tak kalah spektakuler, tapi khusus untuk orang dewasa. Banyak penyebabnya; banyak adegan dewasa, kesadisan yang luar biasa, serta intrik politik yang rumit. Lalu, jika seburuk itu muatannya, mengapa saya tertarik?

Alasannya sederhana saja. Dalam serial fiksi ini, George R. R. Martin sangat berani untuk bermusuhan dengan penggemarnya. Saya belum pernah menjumpai penulis se-nyentrik begini. Ia melanggar semua hal normal dalam kewajaran sebuah cerita. Di awal kisah, semua penonton di seluruh dunia sepakat bahwa tokoh cerita adalah Ned Stark, si penguasa Winterfell, yang diharapkan bisa mengatasi kekacauan di Seven Kingdom. Ternyata, kisah baru saja mulai, Ned Stark si ksatria jantan itu dipenggal kepalanya oleh raja Joffrey Baratheon atas skenario ibunya. Theon Grejoy, yang dibenci habis karena penghianatannya kepada keluarga Stark, tiba-tiba saja mendapatkan banyak simpati karena penderitaannya dalam siksaan Ramsay Bolton. Oberyn Martell si satria liar yang menjadi pahlawan karena berani membela Tyrion Lannister juga menjungkirbalikkan harapan penonton. Ia yang berhasil merobohkan The Mountain dan tinggal menghabisinya, tiba-tiba saja terlena dan The Mountain berhasil memecahkan wajahnya dengan tangan kosong.

Hingga musim ke-5, tidak ada yang benar-benar jagoan dalam Game of Thrones. Juga tak ada yang benar-benar baik atau benar-benar jahat. Karenanya, George Martin layak mendapatkan kredit atas keberaniannya. Ia tak menyerah pada keinginan pasar. Ia setia dan percaya kepada pendiriannya yang ternyata terbayar dengan baik. Begitu brengsek cara ia mempermainkan harapan penonton, namun waktu demi waktu menunjukkan semakin banyak orang yang keranjingan dan harap-harap cemas menunggu kejutan liarnya. Salah satu korban keliaran Game of Thrones dan selalu penasaran menunggu seri terbarunya adalah Barack Obama.

Apakah ada sahabat saya yang juga gemar? Valar morghulis! Valar dohaeris!